Menu
Propellerads

Friday, October 20, 2017

MENGAPA ABDURRAHMAN BIN AUF BISA MENJADI PEBISNIS SUKSES? DAN APA RAHASIANYA?
Unknown

MENGAPA ABDURRAHMAN BIN AUF BISA MENJADI PEBISNIS SUKSES? DAN APA RAHASIANYA?



Sejarah islam mencatat Abdurrahman bin Auf sebagai salah satu dari sahabat Nabi yang memiliki kekayaan berlimpah. Dia dikenal kaya, pengusaha brilian, sekaligus ringan tangan dalam bersedekah.

Dalam dunia bisnis, reputasinya nyaris tak tertandingi, bahkan, dia sampai-sampai dijuluki dengan sebutan "sahabat Nabi yang bertangan emas".

Sebutan itu seolah mempertegas bahwa apa yang dipegang Abdurrahman bin Auf akan berubah menjadi emas. Dengan kata lain, bisnis apapun yang dijalani menuai keberhasilan dan mendatangkan keuntungan berlimpah.

Berkat kepiawaiannya dalam berbisnis, orang-orang dimasa itu mengumpamakan seandainya dia mendapatkan sebongkah batu, maka dibawahnya terdapat emas dan perak.

Apa sejatinya kunci sukses Abdurrahman bin Auf dalam berbisnis hingga dia dijuluki "sahabat Nabi yang bertangan emas"?

Sekilas tentang Abdurrahman bin Auf
Sebelum islam datang dia dikenal bernama Abd Amr. Dia masuk islam dua hari  setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq memeluk Islam. Dia termasuk kelompok delapan orang yang mula-mula masuk islam. Setelah dia masuk islam, Rasululllah kemudian memanggil dengan nama Abdurrahman bin Auf.

Abdurrahman bin Auf mengalami ujian keimanan. Dia diancam, didera siksaan oleh orang-orang kafir Quraisy. Tapi dia teguh dan tabah. Hingga akhirnya, perintah Hijrah datang.

Dia pun ikut rombongan kaum muslimin Hijrah ke Habasyah, Tapi dia kembali lagi ke Mekkah. Saat itu Rasulullah mendapat perintah Allah untuk Hijrah ke Madinah, dia lagi-lagi tak mau ketinggalan.

Setelah Hijrah ke Madinah itu, Abdurrahman bin Auf sebetulnya termasuk sahabat Nabi yang beruntung. Dia diikatkan lewat tali persaudaraan oleh Rasulullah dengan orang Anshar yang di kenal kaya. orang itu tak lain adalah Sa'ad bin Rabi Al-Anshari.

Tali persaudaraan itu membuat Sa'ad tak keberatan membantu Abdurrahman bin Auf dalam berniaga. Abdurrahman bin Auf lantas dipersilahkan mengambil sebagian harta yang dimiliki Sa'ad untuk bisa digunakan berdagang. Tapi apa reaksi dan jawaban Abdurrahman bin Auf?  Dengan halus, dia menolak uluran tangan saudaranya, "Cukup tunjukkanlah kepadaku dimana letak pasar di kota ini!“
Sa'ad kemudian membawa pergi Abdurrahman bin Auf ke pasar kota Madinah. Setelah tahu pasar kota Madinah, Abdurrahman bin Auf pun memulai berbisnis di pasar tersebut.

Tak butuh waktu lama, Abdurrahman bin Auf berhasil mengumpulkan uang. Karena merasa telah mampu, dan telah memiliki cukup uang untuk menikah, dia kemudian menemui Rasulullah.

Rasululllah kemudian bertanya kepada Abdurrahman bin Auf, "Apa mahar yang akan kau berikan pada istrimu?"

"Emas seberat biji kurma, " jawab Abdurrahman bin auf.

Rasulullah meminta Abdurrahman bin Auf menggelar walimah walau hanya dengan satu kambing. 

"Laksanakanlah walimah, walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernikahanmu dan hartamu".

Janji Allah bahwa orang menikah akan mendapatkan kemudahan dan bisa menjadi kaya memang benar. setelah menikah, kehidupan Abdurrahman bin Auf pun berubah drastis. Kehidupan Abdurrahman bin Auf semakin Makmur.

Ia dikenal sebagai salah satu sahabat Nabi yang sukses dalam berbisnis dan sekaligus paling kaya. Tetapi, kesuksesan itu tidak membuat Abdurrahman bin Auf lupa untuk berbagi. Apalagi untuk urusan jihad di jalan Allah.

"Apakah kau telah meninggalkan uang belanja untuk istrimu?"
Tatkala perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf mengulurkan tangan dengan menyerahkan dua ratus Uqiyah emas. Apa yang diserahkan oleh Abdurrahman bin Auf itu terbilang banyak, sampai-sampai  Umar merasa tertegun, dan diliputi rasa penasaran.

Apakah Abdurrahman bin Auf tidak meninggalkan sedikit pun buat keluarganya?  Umar kemudian mengutarakan hal itu kepada Rasulullah.

"Apakah kau telah meninggalkan uang belanja untuk istrimu?" Tanya Rasulullah kepada Abdurrahman bin Auf.

"Ya," jawab Abdurrahman bin Auf. "Mereka telah kutinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang telah aku  dermakan."

"Berapa?" tanya Rasulullah.

"Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah."

Selain dalam perang Tabuk, dalam kesempatan lain Abdurrahman bin Auf juga telah mendermakan sebagian besar harta yang dimiliki. Dalam kitab usudul Ghoba, disebutkan total sedekah Abdurrahman bin Auf saat dia masih hidup sebanyak 80.000 dinar, sedekah berupa onta perang sebanyak 1000 ekor, menyediakan tanah bagi istri-istri Rasulullah senilai 40.000 dinar.

Bukan itu saja, ketika dia meninggal sempat mewariskan limpahkan harta untuk sedekah antara lain:
untuk keperluan fi sabilillah sebesar 50.000 dinar,
untuk tunjangan veteran perang Badar 40.000 dinar,
berwasiat kendaraan dan perlengkapan logistik perang, berupa 1000 ekor  unta, 100 ekor kuda, 1300 ekor kambing.

Beberapa kira-kira dana yang dikeluarkan Abdurrahman bin Auf itu jika diuangkan dalam masa sekarang ini? sungguh tak terbayangkan!
Itu dana yang terlihat, belum lagi uluran tangan Abdurrahman bin Auf yang didermakan secara sembunyi-sembunyi. Rupanya, kekayan yang dimilikinya tidak membuat Abdurrahman bin Auf lupa diri. Itulah yang membuat kekayaannya bertambah, dan berkah.

Pelajaran Bisnis dari Abdurrahman bin Auf
Sekilas dari kisah hidup Abdurrahman bin Auf di atas, ada beberapa rahasia bisnis yang bisa dipetik untuk dijadikan pelajaran.

pertama
Mandiri, Setelah Hijrah ke Madinah, dia mendapatkan tawaran modal. Tetapi, dia memilih untuk mandiri; mulai bisnis dari nol. Disini Abdurrahman bin Auf seakan ingin mengingatkan kepada kita semua bahwa dalam bisnis itu modal bukan segalanya.

Lantas, apa yang penting? Bagi Abdurrahman bin Auf, dia cukup tahu letak pasar. Dia lalu mulai berniaga, dan akhirnya berhasil.

Kedua
Bersandar kepada Allah; Dari kisah tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan: Abdurrahman bin Auf bersandar kepada Allah dalam memulai bisnis.

Bantuan dari orang lain memang bisa membantu dalam bisnis, tetapi bantuan dari Allah adalah hal penting dan tidak bisa dinafikan. karena itulah, dalam menjalani bisnis, Abdurrahman bin Auf tidak lupa diri dan dibuai oleh urusan bisnis. Abdurrahman bin Auf tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dan tidak meninggalkan shalat.

Ketiga
Tekun, gigih dan pantang menyerah: Tak ada pengusaha atau saudagar sukses jaman Nabi yang berpangku tangan menanti rezeki yang turun dari langit, melainkan gigih dan pantang menyerah.

Itulah yang dipraktekkan oleh Abdurrahman bin Auf saat memulai niaga dipasar Madinah. Bangun fajar dan memulai usaha pagi hari. karena di pagi hari itu ada berkah. Sebab sebagaimana doa yang dipanjatkan Rasulullah, "Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi."

Keempat
Tidak banyak mengambil untung; Suatu hari, sebagaimana dikisahkan dalam kitab Ihya ulumuddin, Abdurrahman bin Auf pernah ditanya, Apa yang menyebabkanmu bisa mudah dalam berdagang?"

Abdurrahman bin Auf menjawab, "Ada tiga hal;
pertama aku tidak pernah menolak niaga yang mendatangkan keuntungan walaupun sedikit,
kedua aku tidak pernah menunda-nunda pesanan satu hewan pun.
ketiga aku tidak menjual dengan cara riba."

Kelima
Jujur dan teguh memegang janji; Abdurrahman bin Auf selalu mengingat apa yang telah dipesankan dengan keras oleh Rasulullah bahwa seorang pedagang itu harus jujur. sebab jujur itu akan mengantarkan seseorang pebisnis meraih kesuksesan.

Selain itu, dia teguh memegang janji. karena itu, sebagaimana dikisahkan diatas, dia tidak mau ingkar janji bahkan menunda-nunda pesanan satu hewan pun.

Keenam
Tidak lupa sedekah dan bayar zakat, sebab dalam sedekah dan zakat itu tersimpan keberkahan. Tidak ada sejarah yang mencatat orang yang sedekah dan membayar zakat kemudian jatuh miskin. Sebaliknya, justru rezeki itu bertambah dan berlipat.

Wallahu a’lam bis-shawab 
Continue reading →

Friday, October 13, 2017

BALADA SANG RATU SUFI
Unknown

BALADA SANG RATU SUFI



Sang ratu Cinta lahir dalam kemiskinan yang sangat, Tak ada kain untuk menyelimuti dirinya, Tak ada minyak setetespun untuk pemoles pusarnya, Tak ada lampu untuk menerangi kelahirannya, Ia adalah putri ke empat, Maka disebutlah Robi’ah.

Sang ayah menekur sedih memikirkan hal ini, Mau pinjam ataupun minta, sudah menjadi pantangan bagi dirinya. 

Semuanya digantungkannya pada Allah, Dalam kesedihan ia bermimpi, Bertemu sang Nabi yang menghibur hati, “Temuilah Gubernur Basrah, dan katakan, “Setiap malam engkau kirimkan sholawat 100 kali kepadaku, dan setiap malam Jum’at 400 kali, kemarin adalah malam Jum’at dan engkau lupa mengerjakannya.

Sebagai penebus kelalaianmu itu, berikanlah kepada orang ini 400 dinar, Yang telah engkau peroleh dengan halal."

Gubernurpun memberikan apa yang dikehendaki oleh Nabi, Ditambah dengan 2000 dinar bagi sedekah orang miskin, Cukuplah sudah untuk kebutuhan keluarga Robi’ah.

Sampai keadaan berbicara lain, Bencana kelaparan melanda Basrah. Seorang penjahat menculik Robiah, Untuk kemudian dijual dipasar budak dengan harga 6 dirham, Majikan membelinya dan memberikannya tugas-tugas yang berat. 

Siang hari Robiah bekerja sambil berpuasa, Malam harinya dihabiskan untuk mujahadah dan muajahah dengan Rob-nya.

Kedekatan beralih menuju ke aqroban, Keaqroban membawanya kepada kerinduan dan kerinduan telah mengantarkannya pada cintanya pada Tuhannya.
“Aku adalah milikNya. 

Aku hidup dibawah naunganNya. Aku lepaskan segala sesuatu yang telah kuperoleh kepadaNya. Aku telah mengenalNya, sebab aku menghayati” 

Satu malam yang dingin, Sang majikan merasakan kegelisahan dalam hatinya. Maka iapun berjalan kebelakang rumah, memeriksa sekelilingnya, memeriksa kunci-kunci rumahnya.

Dan ketika ia sampai didekat gudang tempat Robi’ah tinggal, Kekagetannya membuat ia sendiri gugup, lampu yang semula dipegangnya kini terlempar entah kemana.

Bagaimana tidak, ketika ia melongokkan kepalanya ke dalam ruang tempat Robiah beristirahat, Ia sedang melihat robiah menjalankan sholat, Dan….. Dan di atasnya tampak cahaya yang terang benderang. Bukan lampu, sebab cahaya itu tidak bergantung kepada suatu apapun.

Keesokan harinya, Robi’ah dipanggil, majikannya menyampaikan keinginannya. Ia membebaskan Robiah sebagai budak. Kini Robi’ah merdeka. Meski sang majikan berharap Robiah mau untuk tinggal dirumahnya, tapi ia memilih untuk pergi menjauhi masyarakat sekitar.

Dan ia menemukan sebuah gua agak dipinggir desa. Tinggallah ia di sana. Suatu hari di musim semi, Robi’ah memasuki tempat tinggalnya, Kemudian ia melongok keluar sebab pelayannya berseru, “Ibu, keluarlah dan saksikanlah, apa yang telah dilakukan oleh sang Pencipta” “Lebih baik engkaulah yang masuk kemari”“dan saksikanlah sang Pencipta itu sendiri.

Aku sedemikian asyik menatap sang Pencipta, sehingga apa peduliku lagi terhadap ciptaan-ciptaanNya ?” sahut Robiah dari dalam.

Suatu malam sebab terlalu letih, ia tertidur. Seorang maling menyelusup masuk ke dalam rumahnya, dan mencuri cadarnya. Tetapi, tak ditemuinya pintu keluar. Cadar diletakkan, pintu keluar terlihat. 

Cadar dibawa, pintu keluar tak terlihat lagi,
Terdengarlah suara, “Hai manusia, tiada gunanya engkau mencoba-coba.
Sudah bertahun-tahun Robi’ah mengabdi kepada Kami.

Syaitan sendiri tidak berani datang menghampirinya. Tetapi betapakah seorang maling berani mencoba-coba untuk mengambil cadarnya. Pergilah dari sini. Jika seorang sahabat sedang tertidur, maka sang Sahabat bangun dan berjaga-jaga”

Ketika seorang sahabat mengantarkan seorang kaya yang ingin memberikan uang emasnya pada Robiah, Robiah berkata,“Dia telah menafkahi orang-orang yang menghujjahNya. Apakah Dia tidak akan menafkahi orang-orang yang mencintaiNya ? Sejak aku mengenalNya, aku telah berpaling dari manusia ciptaanNya. Aku tidak tahu apakah kekayaan seseorang itu halal atau tidak, Maka betapakah aku dapat menerima pemberiannya ?

Dimalam-malam hari yang sepi dan sunyi, Dalam kerinduannya dengan sang Maha Pencipta, Robiah bergumam sambil bersujud, 

“Ya Allah, apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di dunia ini, berikanlah kepada musuh-musuhMu. 
Dan apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di akhirat nanti, Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu, Karena Engkau sendiri cukuplah bagiku”
“Ya Allah, semua jerih payahku dan semua hasratku diantara kesenangan-kesenangan dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau. 
Dan diakhirat nanti, diantara segala kesenangan akhirat, Adalah berjumpa denganMu. 
Begitulah halnya dengan diriku, Seperti yang telah kukatakan. Kini berbuatlah seperti yang Engkau kehendaki”

Rabi'atul Adawiyah merupakan salah seorang srikandi agung dalam Islam. Beliau terkenal dengan sifat wara' dan sentiasa menjadi rujukan golongan cerdik pandai karena beliau tidak pernah kehabisan hujjah. Ikutilah antara kisah-kisah teladan tentang beliau.

Karamah dan Keutamaan Robi'atul Adawiyah

Suatu malam yang sunyi sepi, di kala masyarakat sedang nyenyak tidur, seorang pencuri telah mencoba masuk ke dalam pondok Rabi'atul Adawiyah. Namun setelah mencari sesuatu sekeliling berkali-kali, dia tidak menemui sebuah benda berharga kecuali sebuah kendi untuk berwudu', itupun jelek. 

Lantas si pencuri tergesa-gesa untuk keluar dari pondok tersebut.
Tiba-tiba Rabi'atul Adawiyah menegur si pencuri tersebut, "Hei, jangan keluar sebelum kamu mengambil sesuatu dari rumahku ini." 

Si pencuri tersebut terperanjat karena dia menyangka tidak ada penghuni di pondok tersebut.
Dia juga merasa heran karena  baru kali ini dia menemui tuan rumah yang begitu baik hati seperti Rabi'tul Adawiyah. 

Kebiasaannya tuan rumah pasti akan menjerit meminta tolong apabila ada pencuri memasuki rumahnya, namun ini lain, "Silahkan ambil sesuatu." kata Rabiatul Adawiyah lagi kepada pencuri tersebut.

"Tiada apa-apa yang boleh aku ambil dari rumah mu ini." kata si pencuri berterus-terang.

"Ambillah itu!" kata Rabi'atul Adawiyah sambil menunjuk pada kendi yang jelek tadi.

"Ini hanyalah sebuah kendi jelek yang tidak berharga." Jawab si pencuri.

"Ambil kendi itu dan bawa ke bilik air. Kemudian kamu ambil wudhu' menggunakan kendi itu. Selepas itu solatlah 2 rakaat. 

Dengan demikian, engkau telah mengambil sesuatu yang sangat berharga daripada pondok jelekku ini." Balas Rabi'tul Adawiyah.

Mendengar kata-kata itu, si pencuri tadi berasa gementar. Hatinya yang selama ini keras, menjadi lembut seperti terpukau dengan kata-kata Rabi'tul Adawiyah itu. 

Lantas si pencuri mengambil kendi jelek itu dan dibawa ke bilik air, lalu berwudhu' menggunakannya.Kemudian dia menunaikan solat 2 rakaat. Ternyata dia merasakan suatu kemanisan dan kelazatan dalam jiwanya yang tak pernah dirasa sebelum ini.

Rabi'atul Adawiyah lantas berdoa: 
"Ya Allah, pencuri ini telah mencoba masuk ke rumahku. Akan tetapi dia tidak menemui sebuah benda berharga untuk dicuri. Kemudian aku suruh dia berdiri dihadapan-Mu. Oleh itu janganlah Engkau halangi dia daripada memperoleh nikmat dan rahmat-Mu."

Pada suatu hari, sekumpulan golongan cerdik pandai telah datang ke rumah Rabi'atul Adawiyah. Tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menguji beliau dengan perbagai persoalan. 

Malah mereka telah mempersiapkan dengan satu persoalan yang menarik. Mereka menaruh keyakinan yang tinggi, karena selama ini Rabi'atul Adawiyah tidak pernah kekurangan hujah.

"Wahai Rabi'atul Adawiyah, semua bentuk kebajikan yang tinggi-tinggi telah dianugerahkan oleh Allah kepada kaum lelaki, namun tidak kepada kaum wanita." 

Ketua rombongan itu memulai bicara:
"Buktinya?" Balas Rabi'atul Adawiyah.
"Buktinya ialah, mahkota kenabian dan Rasul telah dianugerahkan kepada kaum lelaki. 

Malah mahkota kebangsawanan juga dikurniakan kepada kaum lelaki.
Paling penting, tidak ada seorang wanita pun yang telah diangkat menjadi Nabi atau Rasul, malah semuanya dari golongan lelaki." Jawab mereka pula dengan yakin.

"Memang betul pendapat tuan-tuan sekalian. Akan tetapi harus diingat bahwa sejahat-jahat pangkat ada pada kaum lelaki juga. 

Siapa yang mengagung-agungkan diri sendiri? Siapa yang begitu berani mendakwakan dirinya sebagai Tuhan? Dan siapa pula yang berkata :"Bukankah aku ini tuhanmu yang mulia?" Dengan tenang, Rabi'atul Adawiyah membalas hujah mereka sambil merujuk kepada Firaun dan Namrud.

Kemudian Rabi'atul Adawiyah menambah lagi, "Anggapan dan ucapan seperti itu tidak pernah keluar dari mulut seorang wanita. Malah semuanya dilakukan oleh kaum lelaki."

Suatu hari, Rabi'atul Adawiyah melihat  seorang sedang berjalan-jalan dengan kepalanya berbalut sambil meminta simpati dari orang banyak. Karena ingin tahu sebabnya orang itu berbuat demikian, Rabi'atul Adawiyah bertanya: 
"Wahai hamba Allah! Mengapa engkau membalut kepalamu begini rupa?"

"Kepalaku sakit." Jawab orang itu dengan singkat.

"Sudah berapa lama?" Tanya Rabi'atul Adawiyah lagi.

"Sudah sekian hari." Jawabnya dengan tenang.

Lantas Rabi'atul Adawiyah bertanya lagi, "Berapa usiamu sekarang?"

Orang itu menjawab,"Sudah 30 tahun"

"Bagaimana keadaanmu selama 30 tahun itu?" Tanya beliau lagi.

"Alhamdulillah, sehat-sehat saja." Jawabnya.

"Apakah kamu memasang sesuatu tanda di badanmu bahwa kamu sehat selama ini?" Tanya Rabi'atul Adawiyah.

"Tidak." Jawab orang itu ragu-ragu.

"Masya Allah, selama 30 tahun Allah telah menyehatkan tubuh badanmu, tetapi kamu langsung tidak memasang sesuatu tanda untuk menunjukkan kamu sehat sebagaitanda bersyukur kepada Allah.
Jika sebaliknya, pasti manusia akan bertanya kepada kamu sebabnya kamu sangat gembira. Apabila mereka mengetahui nikmat Allah kepadamu, diharapkan mereka akan bersyukur dan memuji Allah." Jelas Rabi'atul Adawiyah.

"Akan tetapi, kini apabila kamu mendapat sakit sedikit, kamu balut kepalamu dan kemudian pergi kesana sini bagi menunjukkan sakitmu dan kekasaran Allah terhadapmu kepada orang banyak, mengapa kamu berbuat hina seperti itu?" Sambung Rabi'atul Adawiyah lagi.

Orang yang berbalut kepalanya itu hanya diam seribu bahasa dan tertunduk malu dengan perlakuannya. Kemudian dia segera meninggalkan Rabi'atul Adawiyah dengan perasaan kesal dan insaf.

“Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut kepada neraka, bakarlah aku di dalam neraka; dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, campakkanlah aku dari dalam surga; tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan WajahMu yang abadi kepadaku”

Wafatnya Robi'atul Adawiyah

Mengenai wafatnya ada dua pendapat yaitu tahun 135 H / 752M atau tahun 185 H / 801 M. Demi agar ia kuat beribadah, Robi'ah senantiasa meletakkan kain kafan persiapan dirinya nanti disebelahnya ketika ia sholat. 

Ketika tiba saatnya Robi’ah harus meninggalkan dunia fana ini, Ia mengisyaratkan dengan tanganya agar orang-orang keluar, Orang-orang yang sebelumnya menunggui, kini satu demi satu membiarkan Robi’ah sendiri.

Setelah itu, mereka mendengar suara dari dalam kamar Robi'ah, “Yaa nafsul muthmainnah. Irji’i ila robbika”

Beberapa saat kemudian tak ada lagi suara yang terdengar dari kamar Robi’ah. Mereka lalu membuka pintu kamar itu dan mendapatkan Robi’ah telah berpulang.

Konon setelah itu ada yang bermimpi melihat Robi'ah, kepadanya ditanyakan: 
“Bagaimanakah engkau menghadapi Munkar dan Nakir, wahai Robi'ah ?”
Robi’ah menjawab, “Kedua malaikat itu datang kepadaku dan bertanya, ”Siapakah Tuhanmu?”.

Aku menjawab, ”Pergilah kepada Tuhanmu dan katakan kepadaNya, ”Di antara beribu-ribu makhluk yang ada, janganlah Engkau melupakan seorang wanita tua yang lemah. 

Aku hanya memiliki Engkau di dunia yang luas, tidak pernah lupa kepadaMu, tetapi mengapakah Engkau mengirimkan utusan sekedar menanyakan “Siapakah Tuhanmu” kepadaku ?”

Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan padanya, Amin


Wallahu A'lam Bish-shawab 
Continue reading →

Wednesday, October 11, 2017

MAHABAH-MAHABAH YANG PALING DISEMBUNYIKAN  KARENA RESIKONYA BISA BERAKIBAT FATAL
Unknown

MAHABAH-MAHABAH YANG PALING DISEMBUNYIKAN KARENA RESIKONYA BISA BERAKIBAT FATAL



Sebelum islam datang ilmu mahabbah atau ilmu kucur ini diritualkan dengan mandi di air sungai yang mengalir dan menghadap kehulu sungai, dan mandinyapun harus sebelum burung yang ada disiang  hari berkicau atau terbang  mencari makan, kira-kira waktunya disepertiga  malam yang  akhir atau sebelum subuh.

Namun setelah islam datang ilmu-ilmu ini disempurnakan dengan tauhid, dan cara ritualnyapun bisa dibaca setelah solat fardhu, akan tetapi untuk kedahsyatan dari ilmu ini akan lebih sempurna jika diritualkan  di air yang mengalir seperti sungai.

orang-orang dari serumpun melayu khususnya di pulau sumatera  bagian selatan atau suku pasemah sangatlah merahasiakan ilmu ini karena kedahsyatannya  dikarenakan akan sangat berbahaya apa  bila digunakan secara serampangan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Untuk mendapatkan ilmu inipun tidaklah mudah, karena hanya diwariskan dari generasi ke generasi atau berguru langsung kepada sesepuh yang bersedia untuk mewariskannya kepada siapa yang dikehendakinya.

UCAP BIDADARI
Mahabbah atau kucur ini tidak  mengenal lawan jenis, karena dipergunakan untuk umum, dan apabila seseorang merapalkan ucap atau sukat (mantra) ini, akan terlihat sangat berbeda dihadapan publik, karena aura yang dipancarkan oleh orang yang merapalkannya.
Adapun ucap atau sukat (mantra) :

Bismillahir rahmaanir rahiim

Hai ungkung

Si puyuh ungkung

Ungkung sekali

Badan seorang

Rupeku

Rupe diwe

Cahayeku

Cahaye bidadari

Manis mate umat

sejagad sebalih raye

Tepandang kepade aku

Kate Allah
Berkat kalimah la ila ha ilallah
Haq katenye Allah

Adapun cara untuk mengamalkannya:

Cara 1:
~ Mandi di air yang mengalir, dan waktunya disepertiga malam yang akhir atau sebelum subuh, dan menghadap kehulu sungai, apabila di laut,  maka menghadapnya ke arah tengah lautan.

~ Caranya ialah, masuk kedalam air, lalu berendam setengah badan, rapatkan kedua telapak tangan seperti atau menyerupai mangkuk atau gayung.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke kepala sambil membaca ucap atau sukat (mantra) tersebut.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke bahu sebelah kanan sambil membaca ucap atau sukat (mantra)  tersebut.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke bahu sebelah kiri sambil membaca ucap atau sukat (mantra) tersebut, dan lakukan hal tersebut secara berurutan sebanyak tiga kali.

~ setelah mengguyurkan air ke kepala dan bahu,  lalu menyelam kedalam air, sambil menahan nafas baca ucap atau sukat (mantra) tersebut sebanyak tiga kali.

~ Lakukan cara mandi seperti diatas sebanyak tiga hari berturut-turut, tidak boleh putus.

Cara 2:
~ Amalkan ucap atau sukat (mantra) setelah solat sunat tahajud atau hajat, dan sesudah solat fardhu sebanyak tiga kali, selama tiga hari berturut-turut, atau tujuh hari, atau sembilan hari,

~ Sebelum membaca amalan, harus sholawat nabi terlebih dahulu, kemudian bertawasul kepada nabi, sahabat, tabi'in,  alim ulama, ibu bapak dan kepada nur jasad pribadi sendiri.

~ Kemudian baru membaca amalan tesebut sebanyak tiga kali.

Setelah semua prosesi ritual amalan dijalani dengan baik,  maka amalan ini bisa digunakan dengan cara: diwaktu membaca amalan ini kita tidak boleh berada dibelakang orang lain,
contoh: dikala berjalan beriringan atau berbaris posisi kita saat membaca, harus berada diposisi bagian depan.

BERBAH PUTIH
Berbah putih atau kutilang putih (pycnonotus aurigaster)
Apabila sudah diamalkan dengan sempurna maka cukup dengan menunjuk dengan jari telunjuk, dan orang yang terkena akan jatuh cinta dengan orang yang mengamalkannya  

Bismillahir rahmaanir rahiim

Hut berbah putih

kamu

kusuruh siang pegi siang

kusuruh malam pegi malam

mintak kawinkan

anak mate sianutu nga aku

mintak kawinkan

anak mateku nga anak mate sianutu

terpandang kepade aku

haq kate Allah

Berkat kalimat la ila ha ilallah muhammad rasulullah

Cara 1:
~ Mandi di air yang mengalir, dan waktunya disepertiga malam yang akhir atau sebelum subuh, dan menghadap kehulu sungai, apabila di laut,  maka menghadapnya ke arah tengah lautan.

~ Caranya ialah, masuk kedalam air, lalu berendam setengah badan, rapatkan kedua telapak tangan seperti atau menyerupai mangkuk atau gayung.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke kepala sambil membaca ucap atau sukat (mantra) tersebut.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke bahu sebelah kanan sambil membaca ucap atau sukat (mantra)  tersebut.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke bahu sebelah kiri sambil membaca ucap atau sukat (mantra) tersebut, dan lakukan hal tersebut secara berurutan sebanyak tiga kali.

~ setelah mengguyurkan air ke kepala dan bahu,  lalu menyelam kedalam air, sambil menahan nafas baca ucap atau sukat (mantra) tersebut sebanyak tiga kali.

~ Lakukan cara mandi seperti diatas sebanyak tiga hari berturut-turut, tidak boleh putus.

Cara 2:
~ Amalkan ucap atau sukat (mantra) setelah solat sunat tahajud atau hajat, dan sesudah solat fardhu sebanyak tiga kali, selama tiga hari berturut-turut, atau tujuh hari, atau sembilan hari,

~ Sebelum membaca amalan, harus sholawat nabi terlebih dahulu, kemudian bertawasul kepada nabi, sahabat, tabi'in,  alim ulama, ibu bapak dan kepada nur jasad pribadi sendiri.

~ Kemudian baru membaca amalan tesebut sebanyak tiga kali.
Dan untuk penggunaanya ketika melihat orang yg akan dituju, tunjuklah dengan jari telunjuk, baca sukat dalam hati sambil memandang orang yg dituju.

KERBAU JALANG
Sukat ini sangat berbahaya jika digunakan sembarangan, kerbau yang liar saja bisa tunduk dan patuh apalagi untuk manusia,

Bismillahir rahmaanir rahiim

Hu yahu si uyah lanang balak

insan mengkedum sakti

Lum temakan belum mabuk

La temakan mangke mabuk

mabuk kene kucur garamku ini

budak bedame (sebut nama yg dituju)

kene dik ade luput lagi

kene dik ade lepas lagi

mbak ibu rindukan anak

mbak anak rindukan ibu

mbak itulah pule budak itu rindukan aku

terpandang kepade aku

Haq kate Allah

Berkat kalimat la ila ha ilallah muhammad rasulullah

Cara 1:
~ Mandi di air yang mengalir, dan waktunya disepertiga malam yang akhir atau sebelum subuh, dan menghadap kehulu sungai, apabila di laut,  maka menghadapnya ke arah tengah lautan.

~ Caranya ialah, masuk kedalam air, lalu berendam setengah badan, rapatkan kedua telapak tangan seperti atau menyerupai mangkuk atau gayung.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke kepala sambil membaca ucap atau sukat (mantra) tersebut.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke bahu sebelah kanan sambil membaca ucap atau sukat (mantra)  tersebut.

~ Guyurkan air atau siramkan air dengan kedua telapak tangan ke bahu sebelah kiri sambil membaca ucap atau sukat (mantra) tersebut, dan lakukan hal tersebut secara berurutan sebanyak tiga kali.

~ setelah mengguyurkan air ke kepala dan bahu,  lalu menyelam kedalam air, sambil menahan nafas baca ucap atau sukat (mantra) tersebut sebanyak tiga kali.

~ Lakukan cara mandi seperti diatas sebanyak tiga hari berturut-turut, tidak boleh putus.

Cara 2:
Sediakan bebarapa butir garam lalu amalkan ucap atau sukat (mantra) setelah solat sunat tahajud atau hajat, dan sesudah solat fardhu sebanyak tiga kali, selama tiga hari berturut-turut, atau tujuh hari, atau sembilan hari, dan setelah selesai membacanya maka tiupkan kegaram tadi, dan garam tadi dimasukkan kedalam makanan orang yang akan dituju.

Ulasan
Dari semua sukat diatas hanya sebagai untuk memperkarya wawasan nusantara saja dan tidak untuk diamalkan, apabila ada yang mengamalkan maka pergunakan dengan bijak, karena disemua perbuatan ada tanggung jawabnya

Wallahu a’lam bis-shawab
Continue reading →

Wednesday, October 4, 2017

7 LEMBAH: JALAN KEROHANIAN DALAM TASAWUF
Unknown

7 LEMBAH: JALAN KEROHANIAN DALAM TASAWUF



Haq Al-Yaqin:
Penyaksian secara batin, bahwa tuhan benar-benar satu, tiada kesangsian lagi.

Faqir:
Kesadaran tidak memiliki apapun selain DIA (Cinta) kepadanya dan karenanya bebas dari kungkungan selain DIA. 

Secara keseluruhan jalan tasawuf itu sebenarnya merupakan jalan cinta,  dan keadaan-keadaan Rohani yang jumlahnya tujuh itu tidak lain adalah keadaan-keadaan yang bertalian dengan Cinta.

TUJUH LEMBAH

Talab (Pencarian)
Dilembah ini banyak kesukaran, rintangan, godaan dijumpai oleh seorang Salik (Penempuh Jalan)

Tidak ada masalah lain baginya kecuali mengerjakan tujuan murni hidupnya.  Ia tidak mempermasalahkan lagi keimanan dan kekufuran, sebab ia telah berada dalam cinta. 

"Apabila kau gemar memilih diantara segala sesuatu yang datang dari tuhan, maka kau bukan penempuh jalan yang baik, karena keduanya berasal dari Tuhan".

"Kuasailah dirimu dan jangan biarkan kehidupan lahiriah dan jasmaniah menawan serta menyesatkanmu". 

Lembah Cinta (isyq)
"Cinta sebagai api yang bernyala terang"
"Sedangkan pikiran sebagai asap yang mengaburkannya"
"Tetapi cinta sejati dapat menyingkirkan asap"
"Cinta sejati sebagai penglihatan batin yang terang"
"Hanya dia yang telah teruji,  bebas dari dunia serta kungkungan benda-benda, berpeluang memiliki penglihatan terang, Caranya ialah dengan penyucian diri"

"Indra Tubuh adalah tangga menuju dunia
Indra Keagamaan tangga menuju Langit
mintalah kesehatan tubuh kepada dokter
namun kesehatan Jiwa dan Rohani hanya didapat dari kekasih Allah".

"Jalan rohani meruntuhkan (Hasrat) tubuh, sesudah itu rumah yang lebih megah dibangunnyaLebih baik merubuhkan rumah demi harta karun dan dengan harta itu membangun rumah baru dibanding mempertahankan rumah usang"

"Bendunglah air dan bersihkan dasar sungai, baru kau alirkan air minum didalamnya,
Belahlah kulit dan cabut bulunya, lalu segarkan kulit menutupi luka"

"Ratakanlah benteng dengan tanah, rebutlah ia dari tangan orang mungkar dan kafir,
Lalu dirikan ratusan menara dan tempat berlindung diatasnya"
(Siapakah orang mungkar dan kafir itu: dia tak lain adalah nafsumu sendiri

Dia yang menempuh jalan tasawuf hendaknya memiliki seribu hati,
Sehingga setiap saat ia dapat mengorbankan yang satu tanpa kehilangan yang lain.

Disini Cinta dikaitkan dengan pengorbanan,
ketaatan kepada seseorang yang dicintai merupakan seorang pecinta sejati.

"Malam-malam pengasingan sunyi telah berlalunamaun tak seorang dapat menyingkap rahasia seperti itu"

"Siapapun yang permohonannya dikabulkan seperti aku malam ini,  siang dan malam-malamnya akan dilalui dengan kebenaran cinta birahi"

"Pada siang hari nasibnya dicetak,  malam hari berikutnya disiapkan,  ya Tuhan,  Tanda-tanda menakjubkan apa yang kusaksikan malam ini"

"Apakah ini tanda hari kiamatakal, kesabaran, kawan sejati semua pergi"
"Cinta macam apa iniderita macam apa dan kepiluan macam apa? "

Lembah Kearifan / Makrifat
Kearifan dan pengetahuan biasa:
- Pengetahuan biasa bersifat sementara
- Kearifan ialah pengetahuan abadi,  sebab isinya  ialah tentang yang abadi. 

KEARIFAN 
Kearifan merupakan laba yang diperoleh seseorang setelah memperoleh penglihatan batin yang terang dimana ia mengenal dengan pasti hakikat tunggal segala sesuatu.

Kearifan menyebabkan sesorang selalu terjaga kesadarannya akan yang satu, waspada terhadap kelemahankekurangan dan keabaian dirinyadisebabkan godaan dan tipu muslihat yang banyak. 

MAKRIFAT
Mengetahui, Melihat, Merasakan

Makrifat dapat dicapai dengan berbagai cara diantarnya:
1. Sembahyang yang khusuk
2. Latihan kerohanian yang disiplin
3. Penyucian diri sepenuhnya dihadapan kekasih
4. Pengisian jiwa dengan pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan Rohani.

Seseorang yang mencapai makrifat akan menerima nur (cahaya)  sesuai amal usaha dan mendapat peringkat kerohanian,  yang ditetapkan bagi dirinya dalam mengenal kebenaran illahi. 

Hakikat (ilmu yang diamalkan)  orang yang mengenal hakikat segala sesuatu akan memandang dan bersikap terhadap dunia melalui penglihatan hatinya yang telah tercerahkan, diantaranya:

~ ia tidak lagi terpukau pada segala sesuatu yang bersifat embel-embel, sebab yang menjadi perhatiannya ialah yang hakiki. 

~ ia tidak sibuk memikirkan dirinya dan hasratnya yang rendah,  namun senantiasa asyik memandang wajah sahabat atau kekasihnya,  yang maha pengasih dan penyayang itu. 

KEARIFAN MENJADI RUSAK DISEBABKAN:
~ Dangkalnya pikiran
~ Kesedihan yang berlarut-larut,  dan
~ Kebutaan pandangan terhadap hakikat ketuhanan.

"Mata orang arif terbuka kepada yang satubagaikan bunga tulip yang kelopaknya selalu terbuka kepada cahaya matahari

Lembah kebebasan / Kepuasan (istighna
Dilembah ini tidak ada lagi nafsu memenuhi jiwa seseorang, atau keinginan mencari sesuatu yang mudah didapat dengan ikhtiar biasa, karena pandangan telah tercerahkan oleh kehadiran yang abadi. 

Maka seseorang tidak pernah melihat ada yang baru atau yang lama didunia ini,  lautan tampak setitik air ditengah wujudnya yang tak terhingga luasnya. 

Dadanya selalu lapang sebab dia mengetahui bahwa rahmat tuhan tidak akan pernah menyusut atau berkembang, tujuan hidup tak berguna ditinggalkan dan seorang merasa cukup dengan rahmat yang dilimpahkan Tuhan. 

Didunia ia hanya tinggal bekerja berikhtiar dan berusaha sesuai kemampuan dan pengetahuannya tentang sesuatu, untung rugi ia pasrahkan kepada kekasihnya.

Untuk mencapai tingkat ini seseorang harus melakukan kewjiban yang dipikulkan kepadanya tanpa beban,
seseorang mesti meninggalkan:
~ sikap acuh tak acuh
~ masabodo dan ketidak pedulian masalah keagamaan kemanusiaan dan sosial. 

Lamunan kosong dan ketidak pastian terhadap sesuatu yang tak memerlukan lamunan dan keraguan harus diganti dengan keteguhan iman haqq al-yaqin. 

ilmu 'l-yaqin nama ilmunya
ayn 'l-yaqin hasil tahunya
haqq 'l-yaqin akan katanya
muhammad nabi asal gurunya

Syariat akan ripainya
tariqat akan bidainya
haqiqat akan tirainya
makrifat yang wasil akan isainya

Dilembah keempat ini seorang mesti menyibukkan diri dengan hal-hal yang bersifat hakiki dan utama, mengabaikan hal-hal bersifat lahiriah,  yang semata-mata menyangkut kepentingan diri sendiri. 

Dilembah ini seseorang mungkin melakukan satu kegiatan yang bermakna,  tetapi ia tidak menyadari ia tidak perlu menyombongkan diri. 

Lupakan segala yang telah kau perbuat,  berikhtiarlah untuk bebas dan cukupkan dengan dirimu sendiri,  meskipun kau kadang mesti menangis dan bergembira terhadap hasil-hasilnya. 

Dilembah keempat ini cahaya kilat kesanggupan yang merupakan penemuan sumber-sumber dirimu sendiri,  kecukupan dirimu menyala begitu terang dan membara hingga membakar penglihatanmu pada dunia.

Lembah Tauhid
Dilembah ini semuanya pecah berkeping-keping kemudian menyatu kembali,  semua yang tampak berlainan dan berbeda kelihatan berasal dari hakikat yang sama. 

Jadi dilembah ini seseorang menyadari bahwa hakikat wujud yang banyak itu sebenarnya satu,  maksudnya manifestasi cinta yang satu yaitu al-rahman al-rahimnya

Lembah Hayrat (ketakjuban)
Disini kita menjadi mangsa ketakjuban yang menyilaukan mata,  sehingga seolah-olah kita tenggelam dalam kebingungan dan timbul rasa duka yang tak terkira. 

Betapa tidak: siang berubah menjadi malam,  malam berubah menjadi siang,  kemalangan tampak sebagai keberuntungan,  dan keberuntungan sebagai kemalangan, untung rugi tak jelas batasnya.

Orang yang mencapai lembah tauhid pada mulanya akan lupa atas segalanya, kemudian sadar bahwa bersama dirinya ialah satu, tetapi dia tidak tahu siapa yang bersamanya dengan dirinya. 

Jika orang berada dilembah ini ditanya, dia akan menjawab: aku tak tahu apa ini fanna (lenyap) atau baqa (hidup kekal) dalam dia aku tak tahu apa ini nyata atau tak nyata, aku sedang bercinta tetapi tidak tahu dengan siapa bercinta.

KISAH PUTRI RAJA YANG MENCINTAI HAMBANYA:
Hamba disini melambangkan seorang salik yang tak memikirkan apa-apa lagi,  yang terpenting mengabdi dan karena hanyutnya dalam pengabdiannya maka dia memancarkan keindahan luar biasa

Putri raja diam-diam jatuh cinta kepadanya dan dengan dibius oleh dayang-dayangnya maka hamba itupun dibawa keperaduan sang putri,
diberi minuman dan makanan lezat, dihidangi tari-tarian dan musik indah sebelum keduanya beradu.

Hamba tersebut mengalami semua itu antara sadar dan tak sadar.

Lembah faqir dan fana
FAQIR:
Tidak memiliki apa-apa lagi, semuanya sudah terampas dari dirinya, kecuali CINTANYA kepada yang satu. 

Karena jiwanya hanya terisi olehnya, maka dia sanggup mengorbankan diri asal saja diperintahkan oleh kekasihnya. 

Kefaqiran menerbitkan keberanian menentang yang selain DIA, sebagai mana dimanifestasikan dalam semangat jihad, futuwwa semangat satria pandita. 

FANA:
Ialah persatuan mistik, manunggaling kawula gusti atau "Unio-mistica" ,  keadaan ini disusul dengan baqa yaitu: pengalaman hidup kekal dalam Tuhan. 

Apabila seseorang telah mencapai tahap ini, dia akan mengenal dirinya yang hakiki, dirinya yang universal dan dengan demikian mengenal dengan sungguh-sungguh asal kerohaniannya.

Hadist yang mengatakan:
"Barang siapa yang mengenal dirinya akan mengenal Tuhannya"

Disini seseorang mengenal bahwa dirinya benar-benar mahluk Rohani, bukan sekedar mahluk jasmani dan nafsani,  dia menyadari bahwa secara esensial manusia memang mahluk kerohanian, sebagai khalifah tuhan menjadi perantara antara alam rendah dan alam tinggi.

KISAH SIMUGH
Melalui kesukaran dan kehinaan jiwa, burung-burung itu menyusut dalam fana,

Sedangkan mereka menjelma debu, setelah dimurnikan merekapun memperoleh kehidupan baru dari cahaya illahi,

Sekali lagi mereka menjadi hamba-hamba yang berjiwa segar,  sekali lagi dijalan lain mereka binasa dalam ketakjuban,

Laku dan diam mereka dimasa silam, enyah dan hapus dari lubuk dada mereka,

Matahari kehampiran bersinar terang dari diri mereka, jiwa mereka semuanya diterangi oleh cahaya itu

Dalam pantulan wajah tiga puluh burung simugh dunia, mereka lantas menyaksikan wajah simugh,

Jika mereka memandangnya, ya itulah simugh, tak syak lagi simugh adalah tiga puluh burung,

Semua bingung, terpesona dan takjub, mereka tak tahu apakah mereka ini ataukah itu, mereka memandang diri mereka tiada lain kecuali simugh

TAHUKAH KAU APA YANG KAU MILIKI? 
Masuklah kedalam dirimu sendiri dan renungkan ini:
Selama kau tak menyadari kehampaan dirimu, selama kau tak meninggalkan kebanggan diri yang palsu, serta kesombongan dan cinta diri yang berlebihan? 

Kau tidak akan mencapai puncak keabadian dijalan tasawuf, kau mula-mula akan dicampakkan kedalam lembah kehinaan,  kemudian baru kau akan diangkatnya kepuncak gunung kemulyaan. 

PENGETAHUAN TENTANG DIRI
Siapakah anda?
Dari mana anda datang? 
Kemana anda akan pergi?
Apa tujuan anda datang serta tinggal sejak disini? 
Dimanakah letak kebahagiaan anda?

Satu pengetahuan kita timbul dari kajian dan renungan atas jasad kita sendiri, yang menampakkan kepada kita kebijaksanaan, kekuatan serta cinta sang pencipta.

Manusia dengan tepatnya disebut alam al-saghir (jagad cilik) dalam dirinya, tetapi diatas segalanya pengetahuan tentang jiwa dan kerohanian manusia lebih penting sebab pengetahuan semacam itulah yang dapat membawa kita sampai kepada pengetahuan tentang tuhan. 


Wallahu  A'lam  Bish-shawab
Continue reading →