Menu
Propellerads

Tuesday, November 7, 2017

PERJALANAN DARI MAKRIFAT KE HAKEKAT



Kehendak yang kuat mencapai makrifat tidak berarti hanya sampai kepada apa yang telah dikasyafkan (dibukakan) oleh Allah kepadanya, melainkan dia akan mendengar panggilan dari suara yang hakiki, suara itu memanggilnya: yang engkau cari sekarang ada di hadapanmu, dan tidak tampak olehnya wujud alam lahiriah selain hakikat dari alam itu, lalu alam itu menegurnya; Ketahuilah sesungguhnya kami ini cobaan, karena itu janganlah engkau kufur (terpedaya oleh kami)
==>{Syekh Ahmad bin Muhammad Athaillah}<==

Perjalanan menuju Allah
Bagi hamba yang tekun beribadah adalah perjalanan yang panjang, bagi orang yang makrifat kepada Allah swt, bukanlah semata-mata telah menjalankan ibadah secara teratur, namun memerlukan kemampuan rohaniyah yang tinggi dan luar biasa untuk sampai kepada tingkatan makrifat atau tingkat ihsan.

Oleh karena itu, seorang hamba yang telah mencapai tingkatan makrifat memerlukan kewaspadaan yang tinggi, supaya tidak terkecoh oleh pandangan lahiriyah yang semu dan segala tingkah laku ibadah (kegiatan spiritual) yang membawa fitnah.

Tingkatan makrifat itu memang memiliki tingkatan-tingkatan, oleh karena itu dalam mencapai tingkatan makrifat jangan sampai seorang hamba berhenti pada satu tingkatan saja, sebab telah merasa cukup berda pada tingkatan makrifat itu.

Mengingat berhentinya seorang hamba pada satu tingkatan makrifat atau perpindahan dari satu tingkat ketingkat lainnya, akan berhadapan dengan cobaan yang sangat berat dan sangat rahasia.
Lantaran untuk mencapai hakikat dengan melalui makrifat seorang hamba tidak boleh berhenti pada tingkatan tertentu.

Sebenarnya pada waktu seorang hamba yang telah berada pada tingkatan makrifat itu berhenti, maka akan terdengar olehnya seruan halus "jangan engkau berhenti", janganlah engkau berhenti, bukan itu yang engkau inginkan, tujuanmu berada di depanmu, maka janganlah engkau berhenti, apabila engkau belum sampai pada tingkatan hakikat yang engkau cari.

Selain suara halus yang didengarnya, maka ditampakkan pula pada penglihatannya tentang keindahan ciptaan Allah swt, yang beraneka ragam (sebagaimana alam semesta dan makhluk).

Penglihatan duniawi yang sangat mengagumkan, dan orang yang menyaksikannya terkagum-kagum oleh pemandangan tersebut, Penglihatan yang dialami oleh si hamba yang telah memiliki level makrifat akan sangat berpengaruh.

Dia akan melihat isi dunia dan rahasianya sebagai sesuatu yang sangat hebat dalam bentuk spiritual, di dunia ini ada kebesaran, ada rezeki, ada pertunjukan (yang dengan peristiwa itu orang tunduk dan patuh), ada juga manusia yang mampu berjalan diatas air, dan ada orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa, dia dapat mengetahui apa yang akan terjadi, atau peristiwa yang luar biasa.

Pada saat si hamba ingin berhenti karena terpengaruh batinnya, maka terdengar seruan halus (hatif) yang masuk ke dalam dinding hatinya:

"jangan, jangan engkau berhenti sampai disitu, semua pandanganmu adalah fitnah, yang menipumu akan membuatmu licik (tentu dari setan), perjalananmu masih panjang, apa yang engkau inginkan masih jauh di depanmu, jalan terus!".

Sebetulnya suara halus (hatif) itu bersal dari semua yang dia saksikan, kemudian suara itu kembali bergema:

"Janganlah engkau ikut aku, sesungguhnya aku adalah fitnah bagi dirimu"

Andaikata seorang hamba yang telah memiliki level makrifat tertipu oleh penglihatannya sendiri, lalu dia terjatuh ke dalam peristiwa yang disaksikannya, maka turunlah martabat makrifat ketingkat yang lebih rendah, atau sama sekali jatuh, dan berada pada tingkatan yang paling bawah.

Syeikh Abu Hasan Al-Syadzili mengingatkan pada semua hamba yang berjalan pada tingkatan makrifat menuju hakekat:

1. Jagalah pergaulan, supaya tidak membawa dampak terhadap rusaknya makrifatmu terhadap Allah SWT.

2. Bergaullah dengan orang-orang shaleh dan orang-orang yang benar (sadiqin) supaya makrifatmu terjaga kesuciannya.

3. Jagalah hubunganmu dengan Allah Swt. dengan melalui petunjuk yang benar (hak) dan berpijak pada wahyu Allah Swt, yaitu Al-Qur'an dan sunnah Nabi.

4. Palingkan wajahmu dari pengaruh dunia yang berlebihan, namun janganlah engkau abaikan bagian yang dapat diambil manfaatnya untuk menghambakan diri (beribadah) kepada Allah swt.

5. Jauhilah musuh yang bertujuan mempengaruhimu dan menjerumuskanmu, terutama yang dilakukan secara halus.

6. Hindarkanlah diri dari pengaruh manusia dan berlakulah zuhud dari hiruk-pikuk dunia, serta teguhkanlah pendirianmu bersama Allah Swt, dengan tetap melakukan muraqabah serta terus menerus bertaubat dalam keadaan waspada dan membaca istighfar, kemudian teguhkanlah dirimu dengan berpegang kepada hukum-hukum Allah.

Wallahu a’lam bis-shawab 
Share This

Previous Post
Next Post
Unknown

Written by

Related Posts

0 comments:

Terima Kasih
Telah bersedia meluangkan waktu untuk mengunjungi samudramakrifat.blogspot.com

Atau jika anda ingin mendapatkan artikel terbaru dari samudramakrifat.blogspot.com silahkan masukkan E-mail anda kedalam kolom "IKUTI LEWAT EMAIL"

Dan sebelum Anda meninggalkan halaman ini, silahkan masukkan "KOMENTAR" Anda