Menu
Propellerads

Thursday, November 23, 2017

PENGERTIAN MAKRIFAT SECARA ETIMOLOGIS



"Apabila jalan makrifat telah dibukakan untukmu, maka janganlah engkau pedulikan amalmu yang hanya sedikit, karena Dia tidak akan menyingkapkannya untukmu, melainkan Dialah yang memperkenalkan diriNya kepadamu, tidakkah engkau mengetahui bahwa Dialah yang menganugerahkan makrifat kepadamu, sedangkan engkau mempersembahkan amal-amal kepadaNya, dan apalah artinya yang engkau persembahkan kepadaNya dibanding dengan apa yang dianugerahkanNya kepadamu.
==>{Syekh Ahmad bin Muhammad Athaillah}<==

Makrifat kepada Allah swt, adalah tujuan yang hendak dicapai oleh seorang hamba, dan merupakan cita-cita yang didambakan, oleh karena itu seorang hamba yang sedang menghadap Allah swt, lantaran telah dibukakan pintu makrifat baginya, maka ia akan mendapatkan ketenangan dalam makrifat itu, karena di dalamnya akan ditemukan kenikmatan rohani yang berlimpah-limpah.

Di sisi lain akan menimbulkan motivasi kepadanya untuk memperbanyak amal ibadah, hal ini karena begitu banyak anugerah serta keutamaan yang diberikan Allah kepadanya.

Dengan makrifat itu seorang hamba akan semakin dekat kepada Allah swt, lantaran dia mampu memandang Allah swt dengan makrifatnya itu, sedangkan maksudnya makrifat adalah kemampuan seorang hamba dengan bashirahnya matahatinya.

Seorang hamba yang dekat kepada Allah dia akan mampu mengenal Allah dengan baik, karena pengertian makrifat secara etimologis adalah mengenal atau mengetahui lebih jauh maksud makrifat adalah dekat dengan Allah swt, dengan mengenal secara mendalam akan sifat-sifatNya disertai dengan perasaan iman yang utuh.

Dalam ibadahnya seorang hamba yang sudah berada pada tingkatan makrifat kepada Allah sebagaimana pengertian di atas, maka dia akan benar-benar mampu mengenal Allah dengan menggunakan bashirahnya (matahati)

Makrifat bagi seorang hamba diperlukan dalam beribadah dan beramal sebab dengan demikian dia akan sampai kepada tingkatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan haqqul Yaqiin.

Mengingat bahwa mengerti Allah itu ada, adalah menjadi kewajiban bagi seorang hamba, dan dengan demikian dia baru berada dalam tingkatan ilmul yaqin.

Kemudian setelah seorang hamba mengenal Allah dengan baik menurut ilmu Allah, maka dia telah berada pada tingkatan ainul yaqin, lalu pada saat pengenalannya terhadap Allah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dalam tingkatan makrifat, maka dengan demikian dia telah berada pada tingkatan haqqul yaqin.

Makrifat kepada Allah dalam tiga tingkatan ini adalah merupakan tugas yang harus dimiliki oleh seorang hamba dan dari waktu ke waktu dalam menyempurnakan iman serta ibadahnya kepada Allah swt.

Kedudukan makrifat tidak boleh bertentangan dengan syariat yang bersumber kepada Al-Qur'an dan sunnah, seorang hamba yang telah berada pada tingkatan makrifat bukan berarti dia boleh mengurangi ibadah dan amalnya, justru seorang hamba yang telah berada pada tingkatan makrifat semakin tinggi semangat ibadahnya dan semakin sempurna amalnya.

Seorang hamba yang saleh dan sempurna kemakrifatannya adalah orang yang kokoh imannya serta tekun ibadahnya, sebab antara iman dan amal saleh dalam agama islam tidak dapat di pisahkan. hal ini relevan dengan firman Allah swt:

"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya".
(QS at-tin: 6)

Makrifat kepada Allah swt (menurut akidah dan syariat) hendaklah berdasarkan iman dan amal saleh, Sekalipun pahala bagi seorang hamba yang makrifat bukan tujuan utama, karena yang menjadi tujuan utama yang hendak dicapai adalah ridha Allah sebagai anugerah yang sangat berharga.

Wallahu a’lam bis-shawab 
Share This

Previous Post
Next Post
Unknown

Written by

Related Posts

0 comments:

Terima Kasih
Telah bersedia meluangkan waktu untuk mengunjungi samudramakrifat.blogspot.com

Atau jika anda ingin mendapatkan artikel terbaru dari samudramakrifat.blogspot.com silahkan masukkan E-mail anda kedalam kolom "IKUTI LEWAT EMAIL"

Dan sebelum Anda meninggalkan halaman ini, silahkan masukkan "KOMENTAR" Anda