Menu
Propellerads

Monday, December 4, 2017

POKOK IMAN



A. Pokok Iman
Tanya:
Berapakah  pokok iman itu?
Jawab:
Pokok iman itu ada tiga, yaitu:
1. Iman Ilahiyyat Artinya iman yang berkaitan (ta'alluk) dengan Tuhan (Allah SWT)
2. Iman Nabawiyyat Artinya iman yang berkaitan (ta'alluk) dengan semua nabi.
3. Iman Sam'iyyat Artinya iman yang berkaitan (ta'alluk) dengan mendengar firman Allah dan sabda Rasulullah saw.

B. Nama Iman
Tanya:
Ada Berapakah nama iman?
Jawab:
Nama iman itu ada dua.
1. Yaitu, Amantu billahi wa bimaa qaalallah.
Artinya: Saya beriman kepada Allah Ta'ala, dan apa yang difirmankanNya.
2. Yaitu, Amantu bir-rasuuli wa bima qaalar-rasuul.
Artinya: Saya beriman kepada Rasulullah saw. dan apa yang disabdakannya.

C. Rukun Iman
Tanya:
Ada Berapakah rukun iman itu?
Jawab:
Rukun iman itu ada enam, yaitu:
1. Aamantu billahi.
Artinya: Saya beriman kepada Allah Ta’ala.
2. Wa malaa'ikatihi.
Artinya: Saya beriman kepada malaikat-malaikatNya.
3. Wa kutubihi.
Artinya: Dan saya beriman kepada kitab-kitabNya.
4. Wa rusulihi.
Artinya: Dan saya beriman kepada utusan-utusanNya.
5. Wal yaumil 'aakhiri.
Artinya: Dan saya beriman kepada hari kemudian  (kiamat).
6. Wal qadri khairihi wa syarrihi minallaahi Ta' aalaa.
Artinya: Dan saya beriman kepada ketentuan Allah Ta’ala yang baik dan yang buruk. 

1. Iman Kepada Allah
Tanya:
Bagaimanakah keimananmu kepada Allah?
Jawab:
Kami beriman kepada Allah Ta’ala. Dan Allah itu wajib adanya lagi Maha Esa.
Tanda wajib adanya Allah, yaitu adanya alam semesta ini. Allah yang menciptakan tujuh lapis langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya. Allah bersifat sempurna, tidak ada yang menyerupaiNya. Maha suci Allah, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui gerak-gerik hati semua makhlukNya, yakni mengetahui segala perbuatan makhlukNya yang lahir maupun yang batin lagi Maha Kuasa, dan hidup kekal selama-lamanya.

2. Iman Kepada Malaikat Allah
Tanya:
Bagaimana keimananmu kepada malaikat Allah?
Jawab:
Kami beriman kepada semua malaikat Allah. Malaikat adalah pesuruh Allah yang senantiasa taat dalam menjalankan segala perintah Allah Ta'ala yang telah diwajibkan kepadanya. Malaikat itu tidak berayah,  tidak beribu dan tidak pula berjenis kelamin. Mereka diciptakan Allah dari bahan yang halus (jismil-latiif), tidak mempunyai hawa nafsu,  hanya mempunyai akal.

Oleh sebab itu, mereka tidak pernah durhaka kepada Allah, sejak diciptakannya sampai hari kiamat. Mereka memenuhi langit dan bumi. Mereka tidak membutuhkan tempat seperti makhluk-makhluk lainnya, sebab badannya seperti cahaya. Malaikat itu jumlahnya banyak tak terhingga, hanya Allah yang mengetahuinya. Adapun yang wajib diketahui ada sepuluh malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, Raqib, Atid, Munkar, Nakir, Malik, dan Ridwan.

Tanya:
Apakah tugas mereka itu?
Jawab:
1. Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada nabi dan rasul,
2. Malaikat Mikail, bertugas menyampaikan rezeki kepada makhluk hidup, termasuk juga mengatur hujan dan angin.
3. Malaikat Israfil, bertugas membunyikan terompet yang amat besar (nafakh) dibunyikan dua kali jika telah sampai waktunya; tiupan pertama mematikan seluruh makhluk, dan tiupan yang kedua menghidupkan segala yang telah mati.
4. Malaikat Izrail, bertugas mencabut roh (nyawa). karena tugasnya mencabut nyawa, maka malaikat Izrail disebut juga Malaikat Maut.
5. Malaikat Raqib, bertugas mencatat perbuatan baik dari jin dan manusia.
6. Malaikat Atid, bertugas mencatat perbuatan buruk dari jin dan manusia.
7. Malaikat Munkar.
8. Malaikat Nakir, keduanya bertugas sebagai penanya perbuatan baik dan jahat manusia di dalam kubur.
9. Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka.
10. Malaikat Ridhwan, bertugas menjaga surga.

3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Tanya:
Bagaimanakah keimananmu terhadap kitab Allah?
Jawab:
Kami beriman kepada semua kitab Allah. Adapun kitab yang diturunkan Allah kepada rasulNya itu banyak, tetapi hanya Allah yang mengetahui. Sedangkan yang wajib diketahui hanya 4 buah kitab, dan 100 suhuf.
Kitab artinya berjilid, sedangkan suhuf artinya lembaran.

Adapun kitab yang empat itu ialah:
1. Taurat:
Dalam bahasa Ibrani, diturunkan Allah kepada Nabi Musa as.
2. Injil:
Dalam bahasa suryani, diturunkan Allah kepada Nabi Isa as.
3. Zabur:
Dalam bahasa Qibthi, diturunkan Allah kepada Nabi Daud as.
4. Furqan:
(Al-Qur'an) dalam bahasa Arab, diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw.

Adapun yang seratus suhuf, diturunkan Allah kepada tiga orang Nabi yaitu:
60 suhuf kepada Nabi Syits as.
30 suhuf kepada Nabi Ibrahim as.
10 suhuf kepada Nabi Musa as.

Kandungan isi semua kitab dan suhuf itu sama, yaitu mendidik dan menuntun manusia ke jalan kebahagiaan dan supaya taat kepada Allah, yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

4. Iman kepada Rasul Allah
Tanya:
Bagaimanakah keimananmu kepada rasul-rasul Allah?
Jawab:
Kami beriman kepada rasul-rasul Allah. Rasul ialah pesuruh Allah untuk memimpin dunia serta membimbing manusia agar mengetahui bahwa keberadaannya di dunia ini diciptakan oleh Allah. Oleh karena itu diwajibkan kepada para rasul dan para nabi menyampaikan kepada semua manusia untuk taat beribadah kepadaNya, serta agar keluar dari kesesatan penyembahan Tuhan yang bukan sebenarnya Tuhan. Umpamanya mempertuhankan matahari, bulan, bintang, manusia, berhala dan sebagainya.

Jumlah rasul ada 313 orang dan jumlah nabi sangat banyak hanya Allah Ta’ala yang mengetahuinya Sedangkan yang wajib diketahui ada dua puluh lima yaitu:
1.Adam 2.Idris 3.Nuh 4.Hud 5.Luth 6.Saleh 7.Ibrahim 8.Isma'il 9.Ishak 10.Ya'qub 11.Yusuf 12.Ayyub 13.Syu'aib 14.Musa 15.Harun 16.Ilyasa 17.Dzulkifli 18.Daud 19.Sulaiman 20.Ilyas 21.Yunus 22.Zakaria 23.Yahya 24.Isa 25.Muhammad saw.

Umat islam tidak boleh membeda-bedakan  antara para rasul dan para nabi, karena mereka itu mempunyai empat sifat wajib yaitu:
1. Shidiq artinya benar (lurus).
2. Amanah artinya dapat dipercaya.
3. Tabligh artinya menyampaikan.
4. Fathanah artinya bijaksana (pandai).

Dan manusia wajib yakin, bahwasanya para rasul dan para nabi itu adalah manusia, berkelakuan seperti manusia juga yaitu makan, minum, tidur, bisa sakit, mati dan sebagainya. Oleh karena itu janganlah sekali-kali diangkat (diakui) sebagai anak Tuhan atau bersifat ketuhanan.

5. Iman Kepada Hari Kemudian (Kiamat)
Tanya:
Bagaimanakah keimananmu terhadap hari kemudian?
Jawab:
Kami beriman kepada hari kemudian, yakni hari kiamat atau hari pembalasan, yang pasti akan datang, tidak seorang pun yang mengetahui, hanya Allah Ta’ala yang mengetahuinya. Pada hari kiamat itu, Allah Ta’ala menanyai semua makhlukNya terhadap apa yang telah dilakukan selama hidup di dunia.

Jika perbuatannya baik dan taat kepada Allah Ta'ala, yakni mengerjakan segala perintah Allah Ta’ala dan menjauhi laranganNya, niscaya Allah membalas dengan kebaikan, dan ditempatkan di surga yang amat mulia. Tetapi sebaliknya, jika perbuatannya jahat dan durhaka kepada Allah, yakni tidak menurut perintah Allah Ta’ala, tidak mau belajar agama islam dan sebagainya, niscaya dibalas Allah dengan kejahatan juga, yaitu disiksa dengan siksaan yang amat pedih dan dimasukkan ke dalam neraka jahannam.

Inilah bukti firman Allah di dalam kitab suci Al-Qur'an surat Al-Zalzalah, ayat 7-8
Faman ya'mal mitsqaala dzarratin khairan yarah. wa man ya'mal mitsqaala dzarratin syarran yarah.
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.

6. Iman Kepada Qadar
(Ketentuan Allah yang baik dan buruk)
Tanya:
Bagaimanakah keimananmu terhadap Qadar, atau ketentuan baik dan buruk yang datang dari Allah Ta’ala?
Jawab:
Kami beriman kepada qadar, yakni takdir Allah. Bahwasanya apa saja yang terjadi atas diri seseorang itu semuanya dari Allah Ta’ala. yakni telah ditakdirkan Allah yang menyusun dan menentukan segala yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Bagi manusia ada usaha dan ikhtiar. Usaha dan ikhtiar manusia itu tidak dapat tercapai, jika tidak sesuai dengan kehendak Allah yang memiliki alam semesta ini.

Semua pikiran dan usaha-usaha manusia yang telah tercapai bukanlah karena kepandaiannya, namun semua itu telah ditentukan Allah yang Maha Adil dan Maha Kuasa. Bahkan pikiran dan akal yang ada padanya itu, semuanya karunia dan anugerah dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, setiap manusia yang benar-benar beriman kepada qadar Allah, tentu tidak akan menyesal dengan sesuatu yang menimpa atas dirinya. Begitu pula tidak akan takabur (sombong)  ketika memperoleh kesenangan (kekayaan) di dunia ini.

Rukun iman yang keenam ini mendidik dan membina manusia agar sabar terhadap bencana yang menimpa dirinya, dan supaya senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat yang di anugerahkan Allah kepadanya.

Wallahu a’lam bis-shawab 
Share This

Previous Post
Next Post
Unknown

Written by

Related Posts

0 comments:

Terima Kasih
Telah bersedia meluangkan waktu untuk mengunjungi samudramakrifat.blogspot.com

Atau jika anda ingin mendapatkan artikel terbaru dari samudramakrifat.blogspot.com silahkan masukkan E-mail anda kedalam kolom "IKUTI LEWAT EMAIL"

Dan sebelum Anda meninggalkan halaman ini, silahkan masukkan "KOMENTAR" Anda